Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarutyang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya arus listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katoda, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidrokida (OH-). Sementara itu pada anoda, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron ke katoda. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut.
Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat “hidrofilik” (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat “hidrofobik” (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air.
Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air memiliki sejumlah muatan parsial negatif (σ-) dekat atom oksigen akibat pasangan elektron yang (hampir) tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (σ+) dekat atom oksigen. Dalam air hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom hidrogen—yang berarti, ia (atom oksigen) memiliki lebih “kekuatan tarik” pada elektron-elektron yang dimiliki bersama dalam molekul, menarik elektron-elektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik muatan negatif elektron-elektron tersebut) dan membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang daerah-daerah di sekitar kedua atom hidrogen.Air memiliki pula sifat adhesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami kepolarannya.
Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul-molekul air. Hal ini dapat diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah permukaan yang tak dapat terbasahi atau terlarutkan (non-soluble); air tersebut akan berkumpul sebagai sebuah tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas yang amat bersih atau bepermukaan amat halus air dapat membentuk suatu lapisan tipis (thin film) karena gaya tarik molekular antara gelas dan molekul air (gaya adhesi) lebih kuat ketimbang gaya kohesi antar molekul air.
Dalam sel-sel biologi dan organel-organel, air bersentuhan dengan membran dan permukaan protein yang bersifat hidrofilik; yaitu, permukaan-permukaan yang memiliki ketertarikan kuat terhadap air. (http://id.wikipedia.org/wiki/Air).
Ada beberapa metode untuk menentukan kadar air, di antaranya sebagai berikut:
Metode Pemanasan
Langsung
penetapan
ini relative sederhana yaitu contoh yang telah ditimbang atau diketahui
bobotnya dipanaskan dalam suatu pengering listrik (oven) sampai bobit tetap,
dengan tekanan 1 atm.
Metode
Penyulingan dengan Pelarut yang tidak dapat Campur
Lebih
dikenal dengan metode xylol (ksilena). Penetapan ini sangat penting
terutama yang mengandung air dan minyak terbang (volatile oils) yang keduanya
dapat mengauap. Penetapan ini dipakai alat ”aufhauser” atau alat
penerima bitwell dan stirling, dilengkapai dengan labu dan
pendingin liebig. Ksilena mempunya titik didih > titik didih air
sehingga bila dipanaskan maka air yang dahulu menguap.
Metode
Pengering Vacum
Dilakukan
untuk menetapkan kadar air dalam contoh yang akan terurai kalau dipanasskan
pada suhu 100o-105oC
Metode
Asam Sulfat
Metode ini
diuapkan terhadap zat-zat yang peka terhadap panas, proses ini relatif
memerlukan waktu yang lama. Sampel didalam eksikator vacum dikeringkan dengan
asam sulfat pekat.
eksikator
Metode Karl Fischer
Didasarkan
atas reduksi Yod oleh belerangdioksida (SO2) dalam air dan basa
yaitu piridin dengan memakai pereaksi Fischer yang terdiri dari larutan Yod,
belerang dioksida dan piridin dalam methanol anhydrous.
Karl Fischer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar