Sabtu, 07 April 2012


Metode Penentuan Kadar AIR





Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarutyang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garamgulaasam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya arus listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katoda, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidrokida (OH-). Sementara itu pada anoda, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron ke katoda. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut.
Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat “hidrofilik” (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat “hidrofobik” (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air.
Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air memiliki sejumlah muatan parsial negatif (σ-) dekat atom oksigen akibat pasangan elektron yang (hampir) tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (σ+) dekat atom oksigen. Dalam air hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom hidrogen—yang berarti, ia (atom oksigen) memiliki lebih “kekuatan tarik” pada elektron-elektron yang dimiliki bersama dalam molekul, menarik elektron-elektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik muatan negatif elektron-elektron tersebut) dan membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang daerah-daerah di sekitar kedua atom hidrogen.Air memiliki pula sifat adhesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami kepolarannya.
Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul-molekul air. Hal ini dapat diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah permukaan yang tak dapat terbasahi atau terlarutkan (non-soluble); air tersebut akan berkumpul sebagai sebuah tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas yang amat bersih atau bepermukaan amat halus air dapat membentuk suatu lapisan tipis (thin film) karena gaya tarik molekular antara gelas dan molekul air (gaya adhesi) lebih kuat ketimbang gaya kohesi antar molekul air.
Dalam sel-sel biologi dan organel-organel, air bersentuhan dengan membran dan permukaan protein yang bersifat hidrofilik; yaitu, permukaan-permukaan yang memiliki ketertarikan kuat terhadap air. (http://id.wikipedia.org/wiki/Air).
Ada beberapa metode untuk menentukan kadar air, di antaranya sebagai berikut:
Metode Pemanasan Langsung
penetapan ini relative sederhana yaitu contoh yang telah ditimbang atau diketahui bobotnya dipanaskan dalam suatu pengering listrik (oven) sampai bobit tetap, dengan tekanan 1 atm.




Metode Penyulingan dengan Pelarut yang tidak dapat Campur
Lebih dikenal dengan metode xylol (ksilena). Penetapan ini sangat penting terutama yang mengandung air dan minyak terbang (volatile oils) yang keduanya dapat mengauap. Penetapan ini dipakai alat ”aufhauser” atau alat penerima bitwell dan stirling, dilengkapai dengan labu dan pendingin liebig. Ksilena mempunya titik didih > titik didih air sehingga bila dipanaskan maka air yang dahulu menguap.



Metode Pengering Vacum
Dilakukan untuk menetapkan kadar air dalam contoh yang akan terurai kalau dipanasskan pada suhu 100o-105oC




Metode Asam Sulfat
Metode ini diuapkan terhadap zat-zat yang peka terhadap panas, proses ini relatif memerlukan waktu yang lama. Sampel didalam eksikator vacum dikeringkan dengan asam sulfat pekat.
    eksikator


Metode Karl Fischer
Didasarkan atas reduksi Yod oleh belerangdioksida (SO2) dalam air dan basa yaitu piridin dengan memakai pereaksi Fischer yang terdiri dari larutan Yod, belerang dioksida dan piridin dalam methanol anhydrous.

Karl Fischer






MANFAAT MADU BAGI KESEHATAN

                                

Madu adalah cairan alami yang umumnya mempunyai rasa manis, yang dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman atau bagian lain dari tanaman atau ekskresi serangga (Badan Standardisasi Nasional, 2000). Madu merupakan makanan yang sangat berguna bagi pemeliharaan kesehatan, kosmetika, dan farmasi (http://warintek.progressio.or.id).
Manfaat madu telah dikenal sejak zaman dahulu. Peradaban kuno menganggap madu sebagai makanan dewa karena bisa membuat manusia berusia panjang. Pengobatan dengan madu telah dikenal orang Mesir sejak 2600 sebelum masehi. Madu digunakan sebagai obat antiseptik untuk mengobati luka oleh bangsa Yunani, Romawi, Assyria, dan Cina kuno. Bangsa Jerman pun memakainya ketika Perang Dunia II (Sarwono, 2001).

Manfaat madu yang sedemikian besar telah mendorong para ilmuwan untuk meneliti khasiat madu secara ilmiah. Penelitian tentang pemanfaatan produk lebah madu dimulai sejak tahun 1922 oleh Prof. R. Chauvin dari Universitas Sorbone, Perancis (Apiari Pramuka, 2003 dalam Peri, 2004). Penelitian-penelitian selanjutnya mengenai manfaat madu banyak dilakukan dan berhasil menguraikan

berbagai manfaat madu, salah satunya di bidang kesehatan. 


                            



Madu sebagai Obat Sakit Tenggorokan

Tambahkan beberapa tetes madu dalam jus jahe dan satu sendok makan madu yang dikonsumsi dua kali sehari juga bermanfaat untuk mengobati sakit tenggorokan.

Madu sebagai Suplemen Makanan yang Baik

Madu menurut hasil riset yang dilakukan Pusat Perlebahan Apiari Pramuka diketahui mengandung 24 macam zat gula, disamping mengandung zat ferment, vitamin, mineral, asam, asam-asam amino, hormon, zat bakterisidal, dan bahan-bahan aromatik (Peri, 2004). Beberapa mineral penting dalam madu adalah natrium, kalsium, magnesium, tembaga, mangan, besi, kalium, dan fosfor dengan kadar mendekati komposisi mineral darah manusia. Sedangkan vitamin dalam madu diantaranya vitamin B1, B2, K, dan C (www.info@clickwok.com). Majalah Kehutanan Indonesia (2002) menyebutkan energi yang dihasilkan tiap 100 g madu rata-rata 294-328 kalori. Nilai kalori 1 kg madu setara dengan 50 butir telur, 24 buah pisang, 40 buah jeruk, 5,7 liter susu, atau 1,68 kg daging.


Sangat direkomendasikan untuk mereka yang tertarik pada diet

Segelas air hangat ditambah madu dan lemon adalah cara yang sehat untuk memulai hari Anda. Karena madu bermanfaat mengikis lemak tanpa menguras energi. Konsumsi madu justru bisa meningkatkan energi, sementara gula alami buah mencegah kelelahan selama latihan.
Madu memiliki sifat anti-bakteri yang membantu memperbaiki sistem pencernaan.
Tak hanya itu, sifatnya yang mudah dicerna juga baik jika dikonsumsi oleh anak-anak. Memberikan anak-anak dua sendok madu setiap hari, bisa memberi energi ekstra sepanjang hari.


Madu Membantu Penyerapan Kalsium
Penelitian yang dilakukan di Universitas Purdue pada tanggal 2-5 April 2005 di San Diego menunjukkan bahwa mengonsumsi madu bersamaan dengan dengan suplemen kalsium dapat meningkatkan penyerapan kalsium pada tikus. Penyerapan kalsium semakin meningkat apabila jumlah madu yang diberikan semakin banyak. Kalsium yang cukup diperlukan untuk mengatasi masalah osteoporosis, khususnya untuk orang yang berumur 50 tahun keatas (http://www.ebeehoney.com/honey.html).

Madu sebagai Antibakteri

Seorang remaja Inggris menderita infeksi pada darah yang menyebabkan kakinya harus diamputasi. Berbagai pengobatan telah dilakukan supaya kakinya tidak jadi diamputasi, namun tidak berhasil. Akhirnya dicoba pengobatan dengan madu yaitu kakinya diolesi Madu Manuka. Ternyata madu tersebut berhasil mengurangi jumlah bakteri secara cepat, dan setelah sepuluh minggu pemuda tersebut berhasil sembuh total dan kakinya tidak jadi diamputasi. Kasus ini, yang dilaporkan pada 6 April 2000 di Nursing Times, bukan satu-satunya laporan yang menyebutkan Madu Manuka dapat menyembuhkan infeksi. Dikenal secara komersial sebagai MediHoney, madu jenis ini dikembangkan oleh the Therapeutic Goods Administration di Australia dan oleh Medsafe di Selandia Baru. Cara kerjanya adalah madu mengikat air sehingga bakteri kekurangan air untuk menggandakan diri. Water activity madu menghambat pertumbuhan bakteri, dan pH madu yang berkisar 3,2-4,5 cukup rendah untuk menghambat pertumbuhan bakteri secara umum. Aktivitas antibakteri utama di madu adalah terkait dengan hidrogen peroksida yang terbentuk secara enzimatis. Tingkat hidrogen peroksida yang diproduksi bersifat antibakteri, namun tidak membahayakan jaringan tubuh (http://healthychoice.epnet.com/GetContent.asp?siteid=csmary&docid=/healthy/alternative/2000/honey/GetContent.asp?siteid=csmary&docid=/healthy/living/contrib).

Madu Mengurangi Plak dan Gingivitis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Madu Manuka secara signifikan dapat mengurangi plak (dari 0,99 ke 0,65;p=0.001) dan gusi berdarah (dari 48% ke 17%;p=0.001) dibanding kontrol. Hasil ini menunjukkan kemungkinan efek pengobatan Madu Manuka terhadap gingivitis dan penyakit gigi lainnya  ( English et al, 2004).


Madu Mengatasi Insomnia (Sulit Tidur)

Madu memiliki efek sedaktif sehingga dapat menyebabkan tidur nyenyak. Di dalam tubuh, madu dimetabolosir seperti halnya gula sehingga menyebabkan kadar snotonin (suatu senyawa yang dapat meredakan aktivitas otak) dalam otak meninggi yang menginduksi pada relaksasi dan keinginan untuk tidur( Sarwono, 2001). Menambahkan satu atau dua sendok teh madu untuk secangkir teh chamomile sebelum tidur bisa direkomendasikan untuk menenangkan saraf dan membantu tidur nyenyak

 Berkhasiat menambah kemilau rambut

Mencuci rambut dengan dua sendok madu yang ditambahkan dalam air hangat, sebelum dicuci secara menyeluruh bisa berkhasiat menambah kemilau rambut.

Menjaga Kelenturan dan Kesegaran Kulit
Bersihkan wajah terlebih dahulu lalu oleskan  madu selama 10 sampai 15 menit di wajah sebelum dicuci dengan air hangat, menjaga kulit lentur dan segar .


Cara Mengkonsumsi Madu yang baik
  1. Madu lebih baik dikonsumsi dalam keadaan perut kosong dan berbentuk larutan (langsung diminum atau dicampur dengan air).
  2. Bentuk larutan madu lebih mudah diserap oleh saluran pencernaan.
  3. Konsumsi madu yang ideal untuk orang dewasa adalah 100-200 gram/hari. Untuk anak-anak konsumsi madu yang ideal adalah 50-100 gram/hari. Kalau hal ini tidak terpenuhi, sekurang-kurangnya orang dewasa mengkonsumsi madu 3 sendok makan / hari. Dan anak-anak setengahnya.
  4. Sebaiknya madu Hutan Madinah Herba dikonsumsi secara rutin pada malam sebelum tidur dan pagi hari ketika baru bangun dari tidur. http://hutantropis.com/cara-mengkonsumsi-madu-yang-baik


DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 2000. Standar Nasional Indonesia: Madu. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta
English, H.K.P., A.R.C. Pack, dan P.C. Molan. 2004 The effects of manuka honey on plaque and gingivitis: a pilot study. Journal. dalam http://www.perioiap.org/absapr04.htm
Majalah Kehutanan Indonesia. 2002. Budidaya Lebah Madu di Indonesia. Edisi ke-1. Departemen Kehutanan. Jakarta
Pereira, P.C.M., B. Barraviera, R.C. Burini, A.M.V.C. Soares, dan M.A. Bertani. 1995. Use of honey as nutritional and therapeutic supplement in the treatment of infectious diseases. J. Venom. Anim. Toxins vol. 1 n. 2 Botucatu
Peri. 2004. Peramalan penjualan dan keuntungan kotor produk olahan lebah madu apiari pramuka. Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Sarwono, B. 2001. Lebah Madu. AgroMedia Pustaka, Tangerang
http://1stholistic.com/Recipes/Default.htm
www.info@clickwok.com
                                     http://hutantropis.com/cara-mengkonsumsi-madu-yang-baik




















Jumat, 06 April 2012

Tabel Sistem Periodik Unsur



SISTEM KOLOID


      Sistem koloid perlu dipelajari karena berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah, adalah sistem koloid. Bahan makanan, seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, dan tanah pertanian, juga merupakan sistem koloid.


1.    Pengertian Sistem Koloid
              Sistem Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Contohnya yaitu lem, jeli, dan santan. Nama koloid diberikan oleh Thomas Graham pada tahun 1861. Istilah itu bersala dari bahasa Yunani, yaitu "kolla" dan "oid". Kolla berarti lem, sedangkan oid berarti koloid. Dalam hal ini, yang berkaitan dengan lem adalah sifat difusinya, sebab sistem koloid mempunyai nilai difusi yang rendah, seperti lem.


2.    Perbandingan sifat Larutan, Koloid, dan Suspensi
             Untuk memahami sistem koloid, marilah kita membandingkan tiga jenis campuran berikut, yaitu campuran gula dengan air (gambar a), campuran tepung terigu dengan air (gambar b), dan campuran susu dengan air (gambar c).






            Apabila kita campurkan gula dengan air, ternyata gula larut dan diperoleh larutan gula. Di dalam larutan, zat terlarut tersebar dalam bentuk partikel yang sangat kecil, sehingga tidak dapat dibedakan lagi dari mediumnya walaupun menggunakan mikroskop ultra. Larutan bersifat kontinu dan merupakan sistem sistem satu fase (homogen). Di lain pihak, jika kita  mencampurkan tepung terigu dengan air, ternyata tepung terigu tidak larut. Walaupun campuran ini diaduk, lambat laun tepung terigu akan memisah (mengalami sedimentasi). Campuran seperti ini kita sebut suspensi. Selanjutnya, jika kita campurkan susu instan dengan air, ternyata susu "larut" tetapi "larutan" itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan (hasil penyaringan tetap keruh). Secara makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel lemak susu yang tersebar di dalam air. Campuran ini disebut Koloid. Perbandingan sifat antara antara larutan, koloid, dan suspensi disimpulkan dalam tabel berikut ini.


                 


3.    Jenis-Jenis Koloid
            Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi sebagai berikut:


a. Aerosol
           Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat, jika zat yang terdispesi berupa zat cair, disebut aerosol cair, disebut aerosol cair.
Contoh aerosol padat : asap dan debu
Contoh aerosol cair    : kabut dan awan




Dewasa ini, banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, sehingga lebih praktis digunakan. contohnya, hair spray, parfum, cat semprot, obat nyamuk semprot, dan lain-lain. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol). Contoh bahan pendorong yang banyak digunakan adalah senyawa klorofluorokarbon (CFC) dan karbon dioksida.


b. Sol
            Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.
Contoh sol  : air sungai (sol dari lempung dalam air), sol sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis, dan cat.



cat dan tinta cair

c. Emulsi
            Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah bahwa kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) atau emulsi air dalam minyak (A/M). Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan air.
Contoh emulsi M/A : santan, susu, dan lateks.
Contoh emulsi A/M : mayonaise, minyak bumi, dan minyak ikan.

            Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika campuran minyak dengan air dikocok, maka akan diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan tetapi, jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka diperoleh campuran yang stabil yang kita sebut emulsi. 
                                      mayonaise

d. Buih
            Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalkan sabun, detergen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung pembuih.
            Buih digunakan pada berbagai proses, misalnya, pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lain-lain. Adakalanya buih tidak dikehendaki. Zat-zat yang dapat memecahkan/mencegah buih antara lain eter dan isoamil alkohol. Zat pemecah buih disebut agen antibuih (de-foaming agent).

e. Gel
            Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat. 
Contoh gel : agar-agar, lem, kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika.

                                      agar-agar

4. Sifat - Sifat Koloid
            Sistem koloid mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan ataupun suspensi. Pada bagian ini akan dibahas beberapa sifat khas sistem koloid.

a. Efek Tyndall
            Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek Tyndall. Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengamati efek Tyndall ini, antara lain:
  1. sorot lampu mobil pada malam yang berkabut
  2. sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap/berdebu, dan 
  3. berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang berkabut 


b. Gerak Brown






             Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid 
yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat      ( tidak termasuk gerak brown ). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.


c.  Elektroforesis
        Elektroforesis adalah pergerakan koloid di bawah pengaruh medan listrik. Partikel koloid data bermuatan listrik karena terjadi penyerapan ion pada permukaan.
Manfaat Elektroforesis antara lain sebagai berikut:
  1. Untuk menentukan muatan partikel koloid
  2. Untuk memproduksi barang barang industri yang terbuat dari karet
  3. Untuk mengurangi zat pencemar udara yang dikeluarkan dari cerobong asap pabrik dengan alat yang disebut Cottrel


                                       
d. Adsorpsi
            Adsorpsi adalah proses penyerapan suatu zat di permukaan zat lain.
- Zat yang diserap disebut fase terserap dan zat yang menyerap disebut adsorben.
- disebabkan karena gaya tarik molekul-molekul pada permukaan adsorpen.
- Pemanfaatan adsorpsi dalam kehidupan sehari-hari antara lain :

Proses pemutihan gula pasir
Gula yang masih berwarna dilarutkan ke dalam air kemudian dialirkan melalui tanah diatomae dan arang tulang. Zat- warna dalam gula akan diadsorpsi sehingga diperoleh gula yang putih dan bersih.

Penyembuhan sakit perut dengan serbuk karbon atau norit
Norit adalah tablet yang terbuat dari karbon aktif. Jika diminum, di dalam usus norit membentuk sistem koloid yang dapat mengadsorpsi gas atau racun

Penjernihan air keruh dengan menggunakan tawa (Al2(SO4)3)
Dengan menambahkan tawas atau aluminium sulfat ke dalam air, aluminium sulfat akan terhidrolisis membentuk Al(OH)3 yang berupa koloid yang dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau zat pencemar dalam air.

d. Penggunaan arang aktif
- Penggunaan arang halus pada masker, berfungsi untuk menyerap gas yang beracun
- Filter pada rokok, yang berfungsi untuk mengikat asap nikotin dan tar


e. Koagulasi
           Koagulasi adalah peristiwa pengendapan atau penggumpalan partikel koloid yang terjadi karena kerusakan stabilitas system koloid atau karena penggabungan partikel koloid yang berbeda muatan.
Terjadi dalam 3 cara :
Mekanik, yakni dengan pengadukan, pemanasan dan pendinginan
Contoh:
– Darah merupakan sol butir-butir darah merah dalam plasma darah, bila dipanaskan akan menggumpal.
– Agar-agar akan menggumpal bila didinginkan.

Penambahan elektrolit
Koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation), sedangkan koloid yang bermuatan positif akan menarik ion negatif (anion). Ion-ion tersebut akan membentuk selubung lapisan ke dua. Apabila selubung lapisan kedua ini terlalu dekat maka selubung ini akan menetralkan muatan koloid sehingga terjadi
koagulasi. Makin besar muatan ion makin kuat daya menariknya dengan partikel koloid, sehingga makin cepat terjadi koagulasi.

Pencampuran koloid yang berbeda muatan


f. Koloid Pelindung
           system koloid yang ditambahkan pada koloid lain agar diperoleh koloid yang stabil.
Contoh : gelatin yang digunakan pada pembuatan es krim untuk mencegah pembentukan kristal es yang keras dan kasar

g. Dialisis 
      proses penghilangan ion-ion penggangu kestabilan koloid dengan menggunakan selaput Semipermeabel.
Selaput semipermeabel adalah selaput yang hanya dapat dilewati oleh ion dan air, tetapi tidak dapat dilewati oleh partikel koloid.
Aplikasi dalam kehidupan : Dalam proses cuci darah penderita gagal ginjal, proses dialisis
Berfungsi untuk menghilangkan urea dari darah.

proses dialisis

h. Koloid Liofil dan Liofob

- Koloid Liofil : koloid yang partikelnya menarik (suka) medium pendispersinya.
Contoh : agar-agar, lem, kanji, gelatin
- Koloid Liofob : koloid yang tidak menarik (tidak suka) medium pendispersinya.
Contoh : koloid logam

Sifat hidrofob dan hidrofil dimanfaatkan dalam proses pencucian pakaian pada penggunaan detergen. Apabila kotoran yang menempel pada kain tidak mudah larut dalam air, misalnya lemak dan minyak.dengan bantuan sabun atau detergen maka minyak akan tertarik oleh detergen. Oleh karena detergen larut dalam air, akibatnya minyak dan lemak dapat tertarik dari kain.

Kemapuan detergen menarik lemak dan minyak disebabkan pada molekul detergen terdapat ujung-ujung liofil yang larut dalam air dan ujung liofob yang dapat menarik lemak dan minyak. Akibat adanya tarik-menarik tersebut , tegangan permukaan lemak dan minyak dengan kain menjadi turun dehingga lebih kuat tertarik oleh molekul-molekul air yang mengikat kuat detergen. 


Proses Penarikan lemak dan minyak oleh detergen


CARA PEMBUATAN KOLOID

1. Cara Kondensasi
         Dilakukan dengan cara menggabungkan atau mengumpulkan molekul atau ion dari larutan sejati menjadi partikel koloid
- Dapat dilakukan melalui : 

a. Reaksi Redoks
Reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Koloid yang terjadi merupakan hasil oksidasi atau reduksi.
Contoh:
1. Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan beleran dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.

        2H2S(g) + SO2(aq) ------> 2H2O(l) + 3S(s)

2. Pembuatan Sol Emas

        AuCl3 (aq) + 3 FeSO4 (aq) -------> Au (s) + Fe2(SO4)3 (aq) + FeCl3 (aq)

b. Reaksi Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Reaksi ini umumnya digunakan untuk membuat koloid-koloid basa dari suatu garam yang dihidrolisis.

Contoh:
Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Dengan cara memanaskan larutan FeCl3 (apabila ke dalam air mendidih ditambahkan larutan FeCl3 akan terbentuk sol Fe(OH)3.

        FeCl3(aq) + 3H2O Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)

c. Reaksi Penggaraman

        AgNO3 (aq) + NaCl (aq) ----->  AgCl (s) + NaNO3 (aq)

d. Pertukaran ionReaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat-zat yang sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi kimia.
Contoh:
Pembuatan sol As2S3 dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan As2O3 dengan reaksi berikut.

        3H2S(g) + As2O3(aq) As2S3(s) + 3H2O(l)

2. Cara Dispersi

- Proses mengubah partikel kasar menjadi partikel koloid.
- Dilakukan melalui : 
a. Cara mekanik (penggerusan)
Butir-butir kasar diperkecil ukurannya dengan menggiling atau menggerus koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium pendispersi.
Contoh:
Sol belerang dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama suatu zat inert (seperti gula pasir) kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air. 

b. cara peptisasi (penambahan ion sejenis dalam endapan)
Dengan cara memecah partikel-partikel besar menjadi partikel koloid, misalnya suspensi, gumpalan atau endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).
Contoh:
* Agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulaosa oleh aseton, karet oleh bensin, dan lainlain.
* Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S dan endapan Al(OH)3 oleh AlCl3.

c. cara busur bredig (cara listrik)
Cara ini digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan dikoloidkan dijadikan elektrode yang dicelupkan ke dalam medium dispersi. Kemudian diberi arus listrik yang cukup kuat sehingga terjadi loncatan bunga api listrik di antara kedua ujungnya. 

Mula-mula atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, kemudian atomatom tersebut mengalami kondensasi sehingga menjadi partikel koloid. Cara ini merupakan gabungan cara dispersi dan kondensasi.

d. Homogenisasi
Dengan menggunakan mesin homogenisasi.
Contoh:
– emulsi obat di pabrik obat dilakukan dengan proses homogenisasi.
– Pembuatan susu kental manis yang bebas kasein dilakukan dengan mencampurkan serbuk susu skim ke dalam air dengan menggunakan mesin homogenisasi.